Malang – Komoditas udang menjadi daya tarik yang cukup besar untuk para pebisnis budidaya akuakultur. Bagaimana tidak, permintaan udang yang melimpah dengan harga yang cukup tinggi, membuat bisnis budidaya udang dinilai cukup menjanjikan. Namun banyak faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal diantaranya adalah media tempat pembudidayaan, kualitas air, pangan hingga tingkat stres yang diderita udang.
Stres pada udang tidak bisa dianggap remeh, pasalnya kejadian stres yang terus menerus akan mengakibatkan nafsu udang yang menurun dan dapat menyebabkan kondisi fisik udang juga ikut menurun. Jika kondisi fisik udang melemah, maka virus dan bakteri akan mudah menyerang udang dan mengakibatkan banyaknya ditemukan kasus kematian pada udang bahkan hingga kematian dini pada udang.
Sebagai petambak, sudah menjadi kewajiban untuk mengetahui aspek-aspek yang membuat udang menjadi stres. Dengan mengetahui sumber yang menyebabkan udang stres, maka resiko udang mengalami kekurangan gizi hingga kematian dapat dihindari.
Terdapat 3 aspek yang menjadi asal muasal stresnya udang yaitu :
- Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik menjadi salah satu aspek yang membuat udang stres. Aspek terjadi apabila terjadi perubahan mendadak pada suhu, pH, salinitas dan oksigen yang terlarut dalam air. Banyak hal yang dapat membuat perubahan ini terjadi, salah satunya adalah akibat pengaruh cuaca.
- Lingkungan Kimia
Aspek Lingkungan kimia disebabkan karena adanya kandungan mineral berbahaya yang berpotensi menjadi racun yang terlarut dalam air. Untuk menghindari hal tersebut, perlu dilakukan monitoring secara berkala pada kolam tambak untuk mengetahui konsentrasi senyawa yang ada pada air tambak. Dengan melakukan monitoring secara berkala, maka akan diketahui kadar konsentrasi senyawa yang terlarut dan dapat di kendalikan agar tidak melebihi batas atas.
- Lingkungan Biologi
Stres pada lingkungan bilogi ini diakibatkan karena tidak terkontrolnya populasi fitoplankton yang ada pada tambak. Kekacauan jumlah populasi Fitoplankton tertentu (contoh: Blue-Green Algae) justru akan membahayakan udang karena dapat memproduksi racun. Selain memproduksi racun berbahaya, kacaunya fitoplankton tersebut dapat mengganggu proses perkembangan udang.
Pada akhirnya, pengolahan air pada tambak menjadi salah satu kunci keberhasilan berbudaiaya udang. pemilihan benih yang berkualitas juga akan menambah prosentase keberhasilan dan langkah awal pencegahan terjadinya penyakit dalam udang pada tambak. Apabila sudah terjadi tanda atau ciri-ciri udang stres, penambahan suplemen dapat dilakukan untuk meningkatkan imunitas pada udang, karena imunitas yang tinggi akan mengurangi prosentase udang terserang penyakit.