Memilih dan menyebarkan mulsa untuk tanaman tidak boleh asal. Harus sesuai dengan kebutuhan serta tidak boleh berlebihan. Mulsa merupakan bahan penutup yang diletakkan di atas permukaan tanah.

Penggunaan material ini bertujuan untuk mencegah timbulnya tanaman pengganggu atau gulma. Selain itu juga untuk mencegah hilangnya air karena akibat dari proses penguapan. Apalagi jika tempat yang akan digunakan untuk budidaya sangat panas, tentu material ini sangat diperlukan.

Memilih dan Menyebarkan Mulsa Jenis Anorganik Lebih Banyak Dipilih

Proses pemilihan serta penyebaran material ini harus tepat agar hasil panen yang didapatkan bisa maksimal. Penyebarannya harus dilakukan secara merata. Ada 2 jenis mulsa yaitu organik dan anorganik. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Pembuatan jenis organik adalah dari bahan alami seperti jerami, daun, serbuk gergaji, kompos, kayu, sekam dan lainnya. Sedangkan jenis anorganik dibuat oleh manusia. Ada berbagai jenis yang biasanya digunakan seperti plastik, karet, kain lanskap dan lain-lain.

Jenis anorganik menjadi lebih banyak dipilih pada masa sekarang ini karena dianggap lebih praktis. Selain menghemat biaya dalam jangka budidaya yang panjang dan juga tidak mudah membusuk, sehingga lebih tahan lama.

Produk anorganik jenis plastik lebih banyak peminat karena bisa meningkatkan hasil panen jauh lebih baik. Peningkatan suhu tanah bisa mempercepat pertumbuhan tanaman, sehingga waktu panen bisa lebih cepat.

Cara Memilih dan Menyebarkan Mulsa Agar Mendapatkan Hasil Maksimal

Pilihan material jenis organik atau anorganik, menyesuaikan dengan keinginan masing-masing individu. Tujuan yang ingin dicapai tetap sama yaitu agar mendapatkan hasil panen maksimal. Penyebaran mulsa anorganik plastik sangat mudah dilakukan.

Hanya tinggal membentangkannya pada tanah yang sudah siap digunakan. Pupuk diberikan secara tipis sebelum mulsa plastik dipasang, kemudian ratakan supaya tercampur. Diperlukan parit pada kedua sisi tanah tersebut agar mulsa aman dengan kedalaman sekitar 6 inch.

Untuk pemasangan bisa dengan bantuan manusia atau mesin. Setelah itu, sirami mulsa sedikit saja agar menyatu dengan tanah. Selain itu juga bertujuan untuk memastikan bahwa tidak adanya genangan air.

Memilih dan menyebarkan mulsa anorganik sangat berbeda jika dibandingan dengan organik. Pada penyebaran jenis organik ada beberapa cara yang penting untuk diperhatikan.

  1. Membersihkan Sisa Mulsa yang Ada

Bersihkan lahan yang akan digunakan untuk menanam tumbuhan baru dari sisa material sebelumnya. Baik itu batu-batu, kotoran atau tanah-tanah yang masih menggumpal. Jika ada gulma, bersihkan menggunakan sarung tangan atau sekop.

  1. Menyebarkannya dengan Tepat

Tentukan terlebih dahulu jenis material organik apa yang ingin Anda gunakan nantinya. Apakah harus membeli atau sudah tersedia di rumah. Jika harus membeli, sesuaikan dengan kebutuhan.

Untuk jumlahnya jangan terlalu banyak, namun juga jangan terlalu sedikit. Karena jika sedikit nantinya akan kurang. Perkirakan terlebih dahulu sebanyak apa yang dibutuhkan nantinya.

Pilihlah material bertekstur medium agar mampu mempertahankan air dengan baik. Tekstur terlalu halus nantinya akan mudah memadat. Hal ini bisa menyebabkan akar tumbuhan kehabisan oksigen.

Penyebarannya tidak boleh terlalu tebal dan tipis. Ketebalannya sekitar 5 hingga 10 cm. Penyebaran terlalu tebal bisa menyebabkan tumbuhan mudah terserang hama apalagi terlalu tipis.

Buatlah bedeng, lalu berikan sisa material tambahan. Tujuannya adalah agar pada saat hujan tiba mulsa tidak hanyut. Atau bisa juga membuat penghalangan dengan cara menumpuk batu-batu di sekelilingnya.

Jadi, pilihlah jenis mulsa yang memang Anda butuhkan. Baik organik maupun anorganik memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Pada saat memilih dan menyebarkan mulsa harus tepat dan sempurna akan memberikan hasil yang maksimal.

PT. Kencana Tiara Gemilang adalah perusahaan manufaktur plastik di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya perkembangan di bidang Perikanan, Kelautan dan Konstruksi di awal tahun 2016, KTG Indonesia mulai fokus dengan produk di bidang Geosynthetic dan Agriculture. KTG Indonesia menghasilkan berbagai produk, diantaranya Geomembrane, Geotextile Woven, Geocell, Mulsa, Plastik UV, Selang Irigasi, dan berbagai produk pertanian lainnya. Apabila ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami.