Awal tahun 2020 , kita dihadapkan dengan virus corona yang menyebar secara massif ke segala penjuru dunia dan ditetapkan menjadi pandemi. Tidak hanya mengancam kesehatan manusia, virus yang mendapat nama COVID-19 ini juga mengancam berbagai sektor di tengah kehidupan masyarakat khususnya ekonomi. Anjuran untuk tidak banyak keluar rumah dan menjaga jarak bahkan mengurangi interaksi demi menekan penyebaran virus berdampak langsung pada kegiatan ekonomi di tengah masyarakat, mulai dari diberlangsungkannya Work From Home (WFH), karyawan yang terpaksa dirumahkan hingga PHK besar besaran akibat wabah corona yang membuat tempat mereka bekerja berkurang jumlah produksinya bahkan harus menutup usaha.
Banyaknya waktu dirumah sebenernya bisa dimanfaatkan untuk mencoba hal baru dan melakukan kegiatan yang membuat tetap produktif, salah satunya dengan mencoba berbudidaya dibidang akuakultur di rumah. Banyak jenis ikan yang umum dijadikan komoditas pembudidayaan skala kecil di rumah, salah satunya adalah budidaya lele. Lele dikenal dengan ikan budidaya yang memiliki ketahanan kuat dalam beradaptasi dan membuat lele relatif lebih mudah untuk dibudidaya oleh siapapun. Dengan permintaan pasar lele yang besar karena termasuk salah satu ikan tawar yang paling diminati masyarakat Indonesia, membuat banyak orang yang akhirnya tertarik untuk masuk ke dunia budidaya ikan lele.
Kendala yang banyak dikeluhkan orang untuk memulai berbudidaya adalah ketersediaan lahan, ditambah dengan kondisi ditengah pandemi saat ini, kegiatan diluar rumah harus sangat diminimalisir, akhirnya timbul asumsi bahwa berbudidaya bukanlah langkah yang tepat untuk dikerjakan ditengah pandemi corona ini. Melihat kondisi tersebut, KTG berinovasi untuk membantu masyarakat yang ingin memulai berbudidaya lele di lahan yang terbatas dengan menciptakan E-Pond.
E-Pond adalah salah satu inovasi KTG dalam merespon keadaan di tengah pandemic corona saat ini berupa kolam bersegi degan lebar 1, 3 dan 5 Meter serta tinggi 1 Meter. Dengan harga yang terjangkau, E-Pond dapat diaplikasikan kepada orang yang ingin memulai belajar berbudidaya, bahkan bisa dimulai di halaman rumah, penggunaan Geomembrane pada E-pond membuat E-pond lebih mudah perawatannya, tahan lama dan lebih ramah lingkungan sehingga ekosistem budidaya pada kolam tersebut tidak rusak. Selain penggunaannya efektif dan efisien, perakitan E-Pond juga dapat dilakukan sendiri tanpa memerlukan bantuan teknisi khusus, karena konsep yang diberikan oleh KTG adalah semua dapat berbudiaya secara mandiri di rumah sendiri.
Salah satunya adalah Irfan, pemuda yang ingin kembali belajar berbudiaya lele ini mengguanakan 2 E-Pond berdiameter 1 Meter yang diletakan di lahan kecil dekat dapur rumahnya. Dia bisa memasang sendiri E-Pond miliknya tanpa bantuan teknisi hanya dengan 15 menit waktu pasang. Menurutnya, penggunaan Geomembrane juga dinilai lebih baik dibanding terpal yang dulu dia gunakan, mudah terkelupasnya lapisan terpal dinilainya menjadi salah satu kelemahan yang dapat mencemari air dan lele yang ada pada kolamnya. Irfan sangat merekomendasikan penggunaan E-pond ini untuk orang yang akan memulai belajar budidaya lele khususnya untuk skala rumahan.