Kolam limbah adalah salah satu fasilitas penting dalam pengelolaan limbah yang biasa digunakan untuk menyimpan limbah cair dan limbah padat sebelum diolah lebih lanjut atau dibuang ke tempat pembuangan akhir. Untuk memastikan kinerja kolam limbah yang optimal, pemilihan material yang tepat sangat penting. Dalam hal ini, geomembrane seringkali dipilih sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan semen/beton karena beberapa alasan.
Pertama-tama, geomembrane lebih efektif dalam mencegah kebocoran. Kolam limbah yang terbuat dari beton atau semen cenderung memiliki sambungan atau celah yang dapat menjadi sumber kebocoran. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan mengancam kesehatan manusia dan hewan di sekitarnya. Sedangkan pada geomembrane, sambungan antar lembarannya dapat di las atau diikat dengan metode khusus sehingga tidak mudah bocor.
Kedua, geomembrane lebih mudah dipasang dan dioperasikan. Proses pembuatan kolam limbah dengan menggunakan semen atau beton membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Selain itu, dalam beberapa kasus, pembuatan kolam limbah dengan menggunakan semen atau beton sulit dilakukan karena kondisi tanah yang tidak stabil atau kurang ideal. Sedangkan pada geomembrane, proses pemasangan relatif lebih mudah dan cepat, bahkan dapat dilakukan di atas permukaan tanah yang tidak ideal.
Ketiga, geomembrane lebih tahan terhadap korosi dan abrasi. Lingkungan kolam limbah yang kaya akan zat kimia dan bahan-bahan korosif dapat merusak struktur beton dan semen sehingga memerlukan perawatan yang cukup intensif. Sedangkan pada geomembrane, material yang digunakan lebih tahan terhadap bahan-bahan korosif dan abrasi sehingga memerlukan perawatan yang lebih sedikit.
Keempat, penggunaan geomembrane dapat membantu mengurangi dampak lingkungan. Material yang digunakan dalam pembuatan kolam limbah dengan menggunakan semen atau beton membutuhkan energi yang besar dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Sedangkan pada geomembrane, material yang digunakan umumnya lebih ramah lingkungan dan dapat didaur ulang.
Perbandingan biaya melapisi kolam limbah dengan menggunakan geomembrane dan semen bisa bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti lokasi, ketersediaan material, dan biaya tenaga kerja. Namun, secara umum, penggunaan geomembrane dapat lebih ekonomis dibandingkan dengan penggunaan semen dalam hal biaya.
Pertama, biaya material geomembrane relatif lebih murah dibandingkan dengan semen. Biaya geomembrane tergantung pada jenis dan ketebalan material yang digunakan, tetapi secara umum biaya geomembrane lebih murah dibandingkan dengan biaya pembuatan cetakan dan pengecoran beton.
Kedua, proses instalasi geomembrane lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan pembuatan kolam limbah dengan menggunakan beton. Proses pembuatan kolam limbah dengan menggunakan beton memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengering dan mengeras. Sedangkan pemasangan geomembrane hanya memerlukan waktu yang relatif singkat dan mudah dilakukan.
Ketiga, penggunaan geomembrane juga dapat menghemat biaya perawatan dan perbaikan dalam jangka panjang. Geomembrane memiliki kekuatan yang tinggi dan tahan terhadap korosi dan abrasi sehingga memerlukan sedikit perawatan dan perbaikan.
Namun, biaya pembuangan dan pengelolaan limbah pada kolam limbah perlu dipertimbangkan ketika memilih material yang tepat. Geomembrane dapat mengurangi biaya pembuangan dan pengelolaan limbah karena dapat mengurangi kebocoran limbah ke dalam tanah, sehingga mengurangi biaya pengambilan sampel dan pengolahan limbah.
Meskipun demikian, terdapat beberapa kekurangan pada penggunaan geomembrane. Salah satunya adalah biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan beton atau semen. Namun, ketika dilihat dari sisi keamanan dan efektivitas dalam pengelolaan limbah, pemilihan geomembrane dapat menjadi alternatif yang lebih baik dan meminimalkan risiko kebocoran atau kerusakan pada kolam limbah.