Sebelum adanya Geotextile Woven, bahan yang sering digunakan untuk memperkuat konstruksi tanah adalah material alami seperti daun kelapa atau bambu yang dianyam menjadi anyaman. Material alami ini digunakan sebagai lapisan pemisah antara tanah dan konstruksi seperti jalan raya atau bendungan untuk mencegah retakan dan kebocoran pada struktur tersebut.
Selain itu, bahan sintetis seperti kain saringan dan kawat anyam juga digunakan untuk memperkuat konstruksi tanah pada masa lalu. Namun, bahan-bahan tersebut tidak seefektif Geotextile Woven dalam mengontrol erosi, memperkuat tanah, dan mengurangi kerusakan lingkungan.
Material alami seperti daun kelapa atau bambu yang dianyam menjadi anyaman kurang efektif dalam memperkuat konstruksi tanah karena mereka cenderung cepat terdegradasi oleh faktor lingkungan seperti air, udara, dan sinar matahari. Anyaman dari daun kelapa atau bambu dapat terurai dan melapuk dalam waktu yang relatif singkat, terutama jika terpapar air secara terus menerus.
Selain itu, material alami tersebut kurang dapat diandalkan dalam hal kekuatan dan daya tahan. Mereka cenderung rapuh dan mudah rusak jika terkena beban berat atau tekanan yang kuat. Hal ini membuat mereka kurang cocok untuk digunakan pada proyek-proyek konstruksi yang memerlukan daya tahan dan kekuatan yang tinggi.
Seiring berkembangnya teknologi, Geotextile Woven telah menjadi bahan yang umum digunakan untuk memperkuat konstruksi tanah karena kemampuannya dalam mengatasi masalah kestabilan tanah dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Dibandingkan dengan material alami, Geotextile Woven memiliki keunggulan dalam hal kekuatan, daya tahan, dan kemampuan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Geotextile Woven terbuat dari serat sintetis yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras, termasuk air, sinar UV, dan kebocoran zat kimia. Selain itu, Geotextile Woven juga dapat diandalkan dalam hal kekuatan tarik, ketahanan robek, dan stabilitas dimensi. Hal ini membuat Geotextile Woven menjadi bahan yang lebih efektif dan efisien dalam memperkuat konstruksi tanah dibandingkan dengan material alami yang kurang tahan lama dan kurang andal.
Secara umum, Geotextile Woven memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi daripada material alami seperti daun kelapa atau bambu yang dianyam menjadi anyaman. Geotextile Woven terbuat dari serat sintetis seperti polyester atau polypropylene yang memiliki kekuatan tarik yang sangat baik.
Perlu diketahui bahwa kekuatan tarik Geotextile Woven bervariasi tergantung pada jenis serat sintetis dan struktur pengikat (weaving) yang digunakan. Kekuatan tarik Geotextile Woven berkisar antara 5 kN/m hingga 200 kN/m, dengan kekuatan tarik tertinggi pada jenis Geotextile Woven yang terbuat dari serat polyethylene ultra-tinggi berkekuatan tarik tinggi.
Kenapa harus mulai menggunakan Geotextile Woven?
- Meningkatkan kualitas konstruksi: Geotextile woven dapat meningkatkan kualitas konstruksi dengan memberikan dukungan mekanis yang baik pada tanah, mengurangi erosi, dan menghindari kebocoran pada sistem drainase.
- Meningkatkan efisiensi proyek: Penggunaan geotextile woven dapat mempercepat proses konstruksi dengan mengurangi waktu dan biaya penggalian, meminimalkan kebutuhan bahan material, dan memperpanjang umur proyek.
- Menjaga keberlanjutan lingkungan: Geotextile woven terbuat dari bahan sintetis yang dapat didaur ulang dan tidak merusak lingkungan seperti material alami atau beton.
- Mengurangi biaya perawatan: Geotextile woven dapat membantu mengurangi biaya perawatan dengan menghindari kebocoran atau kerusakan pada sistem drainase yang mungkin memerlukan perbaikan yang mahal.
- Memperbaiki kualitas hidup: Geotextile woven dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dengan mengurangi risiko banjir, meningkatkan kualitas air tanah, dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Dengan mengutamakan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh geotextile woven, orang dapat menyadari manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan bahan tersebut pada proyek konstruksi.