Malang – Berbudidaya tanaman tidak akan lepas dari serangan gulma. Gulma merupakan tanaman liar yang tumbuh pada sekitaran atau di area lahan pertanian. Gulma merupakan salah satu musuh pertanian karena kehadirannya dapat mengganggu perkembangan dan produktifitas tanaman. Pada umumnya, gulma tanaman memiliki ciri khas yang serupa, diantaranya :

  • Memiliki pertumbuhan yang cepat.
  • Memiliki daya saing yang kuat dalam upaya memperebutkan faktor-faktor kebutuhan hidupnya.
  • Memiliki toleransi yang cukup besar terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim.
  • Memiliki daya berkembang biak yang sangat besar baik secara vegetatif atau generatif.
  • Mempunyai alat perkembangbiakan yang mudah tersebar melalui angin, air, maupun binatang.
  • Bijinya mempunyai sifat yang dormansi dan memungkinkannya untuk bertahan hidup dalam kondisi yang kurang menguntungkan.

Gulma memiliki sifat yang berkompetisi dengan tanaman utama yang di budidayakan. Sifat kompetisi ini adalah perebutan unsur yang dibutuhkan tanaman budidaya untuk tumbuh subur seperti zat hara, air, ruang untuk tumbuh dan cahaya matahari. Selain membuat tanaman budidaya terganggu, kehadiran gulma membuat lahan pertanian budidaya menjadi tidak rapi dan semrawut. Gulma juga bisa menjadi tempat persembunyian dan tumbuhnya hama yang membuat kondisi tanaman budidaya akan semakin parah. Sebagian jenis gulma juga dapat mengeluarkan senyawa kimiawi yang dapat merusak tanaman utama budidaya. Efek yang ditimbulkan oleh gulma tidak berhenti pada terganggunya pertumbuhan tanaman, petani akan merasakan efek berantai dari kehadiran gulma. Biaya oprasional akan terus bertambah untuk pembersihan lahan pada kurun waktu tertentu agar lahan tanaman bersih dari gulma. Selain biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan akan lebih banyak untuk membersihkan gulma sehingga membuat tidak efektif dan efisien dalam hal perawatan lahan. Pekerjaan petani akan terganggu karena sebagian gulma memiliki duri atau rambut-rambut halus yang membuat gatal. Untuk kesehatan manusia, sebagian tepung sari yang dapat mengakibatkan alergi.

Pada umumnya, gulma dapat digolongkan menjadi 4 jenis yang umum ditemukan di lahan pertanian dimana itu dibagi  berdasarkan morfologi dan biotaninya, yaitu :

  • Gulma Rerumputan (Grasses)

Gulma ini memiliki daun yang sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon. Stolon atau Geragih adalah modifikasi batang yang tumbuh menyamping dan di ruas-ruasnya tumbuh bakal tanaman baru. Batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya tulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun.

  • Gulma Teki-Tekian (Sedges)

Gulma ini memiliki daya tahan yang sangat baik terhadap pengendalian mekanik (pencabutan dengan tangan atau menggunakan mesin) karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Ciri dari gulma ini adalah batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun dan titik tumbuh tersembunyi.

  • Gulma Daun Lebar (Broadleaves)

Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Gulma jenis ini akan cenderung lebih banyak merebut cahaya dari tanaman utama budidaya di sekitarnya, yang berakibat proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman budidaya akan terhambat. Ciri dari gulma ini adalah daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala.

  • Gulma Pakis-Pakisan (Fern)

pada umumnya berkembang biak dengan spora dan berbatang tegak atau menjalar. Gulma jenis pakis-pakisan ini biasanya menempel langsung pada sisi tanaman, selain sebagai gulma yang merusak penampakan/lingkungan sekitar khususnya area lahan pertanian, gulma ini juga sebagai tempat alternatif tumbuhnya hama kutu daun dan jamur hitam/ jelaga.

Sumber :