Malang – Sudah 74 tahun Indonesia dengan resmi menyatakan kemerdekaannya yang di ploklamirkan oleh Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1945. Sudah banyak orang yang mendapatkan gelar pahlawan karena jasa mereka ikut membantu berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan di masa lalu. Di masa kini, gelar pahlawan secara tidak langsung banyak di berikan kepada pihak yang ikut membantu untuk membangun bangsa di berbagai bidang, seperti guru yang mendapatkan gelar pahlawan Pendidikan, karena berkat guru anak anak bisa mendapatkan ilmu dan Pendidikan yang bermanfaat untuk masa depannya atau pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang banyak orang memberi gelar sebagai Pahlawan Ekonomi, karena ikut membantu menggerakkan roda perekonomian masayarakat di kelas bawah. Tetapi banyak dari kita yang melupakan jasa besar seorang petani yang dianggap sebagai profesi yang remeh.

Di negara Indonesia yang mendapat gelar sebagai negara agraris, sektor pertanian menjadi salah satu yang ikut andil dalam membangun perekonomian negara. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas lahan pertanian di Indonesia mencapai 7,1 hektar ditambah hasil surver dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) menyebutkan 29,79% penduduk di Indoneisa berprofesi di sektor pertanian. Dari data tersebut, gelar “Pahlawan Pangan” tidaklah berlebihan diberikan kepada para petani Indonesia, berkat kerja kerasnya yang tidak mengenal cuaca, kebutuhan pangan mulai dari skala kecil di antar desa hingga nasional dapat terpenuhi. Berkat kerja kerasnya pula, Indonesia beberapa kali berhasil melakukan swasembada pangan.

Di saat yang bersamaan, jumlah petani terus merosot karena lahan yang bisa di garap oleh petani semakin berkurang disebabkan banyaknya peralihfungsian lahan. Selain itu, ketidakjelasan harga pasar dan daya saing pertanian Indonesia membuat kesejahteraan para petani ikut tidak menentu, anak muda di pedasaan banyak yang enggan meneruskan profesi menjadi petani karena dinilai kurang menghasilkan dan banyak yang meninggalkan desa untuk mencari profesi lain. Daya saing terhadap produk import juga menjadi alasan kurangnya kesejahteraan yang didapat petani dan menjadi salah satu alasan jumlah petani di Indonesia terus merosot tiap tahunnya.

Banyak cara yang dapat kita lakukan agar sektor pertanian di Indonesia bisa terus berkembang dan mengangkat kesejahteraan para pahlawan pangan kita. Memulai dengan mencintai produk hasil bumi dari petani kita sendiri, memilih untuk membeli hasil bumi dari petani lokal dan ikut membangun kualitas petani kita dengan memberikan pelatihan atau ilmu ilmu pertanian baru yang tidak bisa petani kita dapatkan. Pemerintah sebagai pengatur jalannya segala kebijakan juga harus membuat peraturan yang tepat untuk menunjang pertanian di Indonesia agar terus berkembang kearah yang lebih baik, tidak hanya membuat peraturan yang bertujuan untuk mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan petani, pemerintah juga harus membuat kebijakan yang bisa melindungi petani dari faktor luar yang dapat merugikan para petani Indonesia. Sudah saatnya petani mendapatkan derajat dan kehidupan yang berkualitas dan sejahtera sehingga hidup dengan sangat layak karena berprofesi sebagai petani, dengan itu akan mengurangi anggapan negatif terhadap profesi petani di Indonesia dan sudah selayakya petani Indonesia menjadi pahlawan pangan negeri dengan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sudah saatnya pula petani Indonesia memiliki daya saing tinggi baik di tingkat lokal hingga internasional baik untuk masa kini hingga di masa yang akan datang.