Kebumen – Industri garam menjadi komoditi unggulan di Indonesia. Dengan luasnya garis pantai di Indonesia, tidak heran jika banyak industri garam yang tersebar dari Sabang hingga Merauke mulai dari usaha garam rakyat yang mendominasi hingga perusahaan besar. Besarnya potensi tersebut dapat menjadi peluang pemasukan devisa negara melalui ekspor atau menjadi salah satu komoditas utama untuk masyarakat pesisir.

Tetapi, masih banyaknya petambakan khususnya pada usaha garam rakyat yang masih menggunakan cara bertambak tradisional membuat kualitas garam yang dihasilkan rendah. Garam yang dihasilkan pada tambak garam tradisional tidak bisa putih bersih karena tercampur oleh tanah. Kadar NaCl pada garam yang dihaslkanpun hanya bisa mencakup standar garam konsumsi. Dari hasil garam tersebut, keuntungan yang didapat para petambak garam tentu tidak akan bisa maksimal.

Berangakat dari permaslahan tersebut, KTG mencoba membuat inovasi teknologi untuk dunia pertambakan garam yang dapat menambah kesejahteraan para pelaku usaha tambak rakyat. Dengan bekerjasama dengan Universitas Brawijaya, KTG berhasil membuat Tunnel Garam “Tunnel 3”. Tunnel 3 adalah sebuah teknologi berupa ruangan berbentuk lorong kecil yang digunakan untuk melakukan proses bertambak garam.

Puji Santoso, Ketua Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) Jagat Kidul sudah merasakan dampak positif setelah menggunakan Tunnel Garam “Tunnel 3”. Pada lahan seluas 5000 m2, beliau dan anggotanya memakai 30an Tunnel Garam berkat bantuan dari Dinas kelauatan setempat. Dari penggunaan tersebut, Pak Puji dan kelompoknya merasakan banyak manfaat yang dapat setelah penggunaan Tunnel Garam “Tunnel 3” ini, yaitu :

 

  • Dapat melakukan proses penambakan garam hingga pemanenan baik pada musim panas ataupun musim hujan. Ini bisa dilakukan karena garam yang ditambak berada dalam Tunnel yang dapat melindungi dari kontaminasi dan air hujan.
  • Pemanasan oleh matahari bisa lebih maksimal karena desain yang diciptakan untuk Tunnel Garam tersebut sudah diperhitungkan ditambah penggunaan plastik khusus milik KTG. Dengan begitu, proses pengkristalan garam menjadi lebih cepat.
  • Hasil garam yang dihasilkan menggunakan Tunnel Garam “Tunnel 3” 60% lebih banyak daripada penggunaan tambak tradisional.
  • Karena tidak tercampurnya garam dengan tanah ataupun air hujan, membuat kualitas garam yang dihasilkan menjadi lebih bersih dan putih secara alami.
  • NaCL yang terkandung dalam garam yang dihasilkan dengan Tunnel Garam “Tunnel 3” dapat mencapai kadar diatas 97% dimana kadar tersebut sudah mencapai standar garam Spa dan Industri.
  • Tunnel Garam “Tunnel 3” dapat langsung menghasilkan air tua yang mana air tersebut adalah bahan yang penting digunakan untuk proses pembuatan garam pada dunia tambak garam.
  • Dari hasil penggunaan tersebut, kelompok usaha miliknya bisa menghasilkan 2 jenis garam yaitu garam untuk konsumsi dan garam untuk kebutuhan Spa yang memiliki bentuk fisik lebih besar dari garam pada umumnya dan memiliki harga Rp 40.000 / Kilogram.
  • Meningkatkan periode kristaslisasi menjadi 6 bulan pada musim kemarau.

Berkat penggunaan  Tunnel Garam “Tunnel 3”, lahannya sekarang dijadikan banyak rujukan dari seluruh Indonesia dan banyak dikunjungi orang yang ingin melihat Tunnel Garam garam tersebut dan dijadikan sarana edukasi untuk anak sekolah tentang petambakan garam modern.