TUBAN – Salah satu jenis pertanian yang sangat bergantung pada musim adalah pertanian garam, sebagian besar dari petani garam yang masih menggunakan cara bertani konvensional. Cara ini sangat rentan karena saat memasuki musim penghujan atau kemarau basah dapat dipastikan hasil garam akan menurun, itu yang membuat penyimpanan garam pada beberapa waktu terakhir kerap langka. Oleh karena itu, Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Kabupaten Tuban dengan menggandeng Pusat Studi Pesisir dan Kelautan (PSPK) Universitas Brawijaya Malang melakukan uji coba dan produksi garam di Desa Leren Wetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban dengan menggunakan sistem tunel.
Tujuan dilaksanakannya uji coba ini adalah untuk mengubah pandangan masyarakat tentang pertanian garam yang tetap bisa berjalan pada musim penghujan dan tetap menghasilkan garam dengan kualitas yang baik. Selain dapat memaksimalkan produksi garam saat musim penghujan, produksi garam dengan sistem tunel juga menghasilkan garam dengan kualitas 90 NaCl atau setara dengan kualitas Industri. Dengan luas produksi yang mencapai 1 hektar, dapat dibangun sebanyak 14 tunel lahan produksi dengan fungsi berbeda.
Dari 14 Tunel dapat dibagi menjadi beberapa bagian untuk produksi garam, 6 tunel Peminihan, 4 tunel tandon dan 4 tunel kristalisasi. Dari 4 tunel kristalisasi tersebut, masing-masing tunel dapat menghasilkan garam hingga 300 kilogram atau 0,3 ton. Penerapan model tunel dapat dilakukan dengan masa panen 2 kali dalam satu bulan dan setelah melewati proses kristalisasi maksimal 15 hari sehingga dapat dilakukan pemanenan, dengan asumsi produksi 6 bulan musim kemarau dan 6 bulan penghujan musim.
Setelah melaksanakan panen di dua lokasi berbeda, Bupati Tuban, H. fathul Huda, menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasi kepada Dinas Perikanan dan Peternakan (DISKANAK) Tuban dan semua pihak yang terkait ingin ikut serta dalam setiap program tersebut. Selain memberikan apresiasi, ia juga juga mengharapkan agar ini memberikan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat. “Bukannya inovasi, tetapi juga harus membawa nilai ekonomi yang mampu menyejahterakan masyarakat”, ujar Bupati Tuban, H. Fathul Huda.
Direktur PSPK, Andi Kurniawan, menyatakan sistem tunel dengan menggunakan tambak rumah kaca mampu memproduksi sekitar 164 Ton garam per hektar dalam jangkauan, hal itu jauh lebih besar daripada tambak konvensional yang hanya mampu menghasilkan 80 – 100 Ton. Meski dengan investasi tembahan untuk pembuatan rumah kaca yang dapat digunakan selama 3 tahun sebesar Rp 54 Juta per hektar, Andi mengatakan bahwa petani akan tetap memperoleh nilai tambah. “Dengan asumsi harga garam Rp 1.000 per kilogram, maka petani garam akan memperoleh nilai lebih dari Rp64 juta per hektar dalam jangkauan”, imbuhnya.