Selain memberikan pupuk, penggunaan mulsa organik maupun anorganik bagi tanaman menjadi salah satu pendukung kesuburan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pemilihannya dengan baik menyesuaikan kondisi masing-masing tentunya.
Ada dua jenis mulsa yang saat ini juga banyak digunakan yaitu organik dan anorganik. Keduanya tentu memiliki spesifikasi berbeda meskipun fungsi dan tujuannya sama. Sehingga Anda perlu mempertimbangkan dengan baik penggunaannya secara tepat.
Hal ini nantinya juga akan berkaitan dengan hasil panen yang didapatkan dari penggunaan mulsa ini. Jadi jangan sembarangan dalam menentukan pilihan agar tidak sampai merugikan tentunya.
Mulsa untuk tanaman jenis organik
Penggunaan mulsa organik bagi tanaman memang banyak digunakan karena berbagai keunggulannya. Dikatakan organik karena memang terbuat dari bahan alami yang bisa terurai secara mudah misalnya alang-alang dan jerami atau bisa juga jenis tumbuhan lainnya.
Selain karena harganya yang relatif lebih murah, bahan ini juga mudah terurai sehingga nantinya akan menambah zat organik di dalam tanah. Sehingga kualitas tanaman nantinya juga akan jadi lebih optimal dan menguntungkan.
Pengaplikasiannya cukup mudah, hanya dengan mencacah jerami atau tanaman lainnya sebelum ditutupkan ke bagian atas tanaman sebagai mulsa. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah waktu bahan organik ini terurai, sehingga harus ditambahkan lagi.
Biasanya tumbuhan yang menggunakan mulsa ini adalah cabai, kubis, tomat, dan sawi. Tujuannya adalah untuk menjaga kelembaban tanah serta meminimalisir adanya gulma di sekitar tumbuhan yang nantinya dapat mengganggu pertumbuhannya tentu saja.
Jadi memang bahan ini sangat penting agar diaplikasikan dengan benar. Memang secara tampilan jenis organik akan terkesan kurang rapi karena terbuat dari potongan-potongan tanaman lainnya. Sehingga bagi lahan yang tidak terlalu luas maka perlu mempertimbangkannya kembali.
Ketika menyebarkan bahan organik ini maka jangan sampai memiliki ketebalan lebih dari 10 cm. Jika nantinya terlalu tebal maka justru akan menjadi sarang hama sehingga fungsinya tidak akan optimal terhadap tanaman di bagian bawahnya sesuai tujuan utamanya.
Mulsa untuk tanaman jenis anorganik
Pada jenis anorganik bisa terbuat dari bahan kimia atau plastik. Ada banyak pilihan yang bisa Anda pertimbangkan mulai dari plastik hitam, putih, merah, biru, perak, hingga bening. Pemilihannya menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang akan diteruskan ke tanaman.
Penggunaan mulsa berbahan plastik ini memang dapat membantu meningkatkan hasil panen nantinya. Apalagi fungsinya juga berfungsi mencegah erosi akibat hujan yang deras sehingga unsur hara yang dibutuhkan agar tumbuhan bisa tetap terjaga dengan baik.
Tanaman juga tidak akan sampai kehilangan air secara berlebihan karena plastik khusus ini akan mencegah terjadinya evaporasi. Sehingga memang penggunaan plastik mulsa untuk tanaman tersebut akan memberikan dampak yang besar bagi kesehatan tanaman.
Meskipun memang bisa dikatakan harganya relatif lebih mahal untuk didapatkan. Kekurangannya adalah ketika plastik tersebut sudah tidak digunakan maka nantinya akan menjadi limbah dan kurang baik bagi kesehatan lingkungan nantinya.
Untuk jenis anorganik ini memang sudah bisa didapatkan dalam bentuk plastik yang rapi, sehingga bisa dipasangkan di atas tanaman secara lebih mudah. Tentu saja tampilannya terlihat lebih rapi dan tertata pada kebun milik Anda saat diaplikasikan.
Perlu dipersiapkan budget lebih besar untuk menggunakannya karena proses pemasangan akan membutuhkan beberapa alat khusus agar hasilnya optimal. Sehingga perlu dipertimbangkan kembali dan disesuaikan dengan budget Anda dalam mengembangkan kebun tersebut.
Penting untuk memahami karakter dari masing-masing mulsa dan mengaplikasikannya sesuai hal tersebut. Dengan begitu nantinya Anda akan mendapatkan keuntungan lebih optimal apalagi jika penggunaannya untuk tanaman yang dilakukan sudah tepat.
Perbedaan mulsa organik dan anorganik
Perbedaan antara mulsa organik dan anorganik mencakup bahan dasar, dekomposisi, dan dampaknya pada tanah dan tanaman. Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami, seperti jerami, serbuk gergaji, atau kompos.
Jenis ini cenderung terdekomposisi seiring waktu, menyumbangkan bahan organik ke tanah dan meningkatkan kesuburan. Selain itu, mulsa organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengendalikan pertumbuhan gulma.
Di sisi lain, mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis atau tidak organik, seperti plastik, batu, atau kertas. Jenis ini lebih tahan lama dan tidak terdekomposisi dengan cepat, memberikan perlindungan jangka panjang. Pelajari lebih lanjut terkait jenis ini dalam artikel Pengertian dan Fungsi Mulsa Plastik untuk Tanaman berikut.
Namun, mulsa anorganik tidak memberikan kontribusi pada peningkatan kandungan organik tanah dan penggunaannya dapat menyebabkan masalah peredaran air yang buruk.
Dalam pemilihan antara keduanya, pertimbangan utama melibatkan tujuan pertanian atau kebun Anda. Mulsa organik lebih cocok untuk mereka yang mengutamakan peningkatan kesehatan tanah, sementara mulsa anorganik lebih tepat untuk situasi di mana daya tahan dan perlindungan jangka panjang diperlukan.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan pemilihan tergantung pada kebutuhan dan preferensi spesifik pada setiap situasi pertanian atau kebun.
Kelebihan dan kekurangan mulsa organik
Mulsa organik memiliki sejumlah kelebihan yang signifikan dalam praktik pertanian, tetapi juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satu kelebihan utama mulsa organik adalah kemampuannya untuk meningkatkan kesehatan tanah secara keseluruhan.
Proses dekomposisi bahan-bahan organik dalam bahan ini memberikan kontribusi pada peningkatan kandungan humus, meningkatkan struktur tanah, dan merangsang aktivitas mikroba tanah yang penting bagi pertumbuhan tanaman.
Kelebihan lainnya adalah kemampuannya dalam menjaga kelembaban tanah. Mulsa organik membentuk lapisan penutup yang efektif, sehingga mengurangi penguapan air dari permukaan tanah dan membantu mempertahankan kelembaban yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan optimal. Hal ini bermanfaat dalam kondisi iklim yang cenderung kering.
Meskipun memiliki kelebihan yang signifikan, mulsa organik juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangannya adalah potensi peningkatan populasi hama tertentu yang menyukai lingkungan lembap yang diciptakan oleh lapisan bahan ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan dan pengelolaan hama dengan cermat.
Selain itu, mulsa organik dapat terdekomposisi relatif cepat, sehingga memerlukan penerapan yang lebih sering dibandingkan dengan mulsa anorganik yang lebih tahan lama. Penggantian yang teratur mungkin diperlukan untuk mempertahankan manfaatnya.
Kelebihan dan kekurangan mulsa anorganik
Mulsa anorganik memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan dalam konteks pertanian atau kebun. Salah satu kelebihan utamanya adalah daya tahannya yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem.
Jenis ini dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan mulsa organik, sehingga memberikan perlindungan jangka panjang terhadap erosi tanah, pengaruh cuaca, dan gangguan lainnya.
Kelebihan lainnya adalah kemampuannya untuk efektif menghambat pertumbuhan gulma. Plastik atau bahan anorganik lainnya membentuk lapisan tertutup yang dapat memblokir cahaya matahari, sehingga menghalangi gulma untuk tumbuh dan bersaing dengan tanaman yang diinginkan. Ini dapat mengurangi kebutuhan untuk pengendalian gulma manual atau kimiawi.
Namun, mulsa anorganik juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satu kekurangannya adalah kurangnya kontribusi terhadap peningkatan kualitas tanah.
Plastik tidak terdekomposisi, sehingga tidak menyumbangkan bahan organik ke tanah seperti yang dilakukan plastik mulsa. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas tanah seiring waktu, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Selain itu, plastik dapat menyebabkan masalah peredaran air yang buruk. Sebagian besar mulsa anorganik tidak memungkinkan air hujan atau irigasi untuk meresap ke dalam tanah secara efisien yang dapat menyebabkan pembentukan genangan air di permukaan tanah.
Setelah mengetahui bagaimana cara membedakan mulsa berdasarkan jenis tanaman, cek beberapa jenis plastik mulsa yang disediakan oleh KTG Indonesia. PT. Kencana Tiara Gemilang (KTG Indonesia) adalah perusahaan manufaktur plastik di Indonesia. Segera hubungi kami untuk melakukan pemesanan.