Air merupakan salah satu sumber daya alam yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup. Namun Sekeretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyebutkan bahwa pada tahun 2050 nanti permintaan terhadap air bersih diproyeksikan akan meningkatkan lebih dari 40%. Hal ini tentu cukup miris karena 2/3 wilayah bumi adalah perairan. Kenyataannya, 97,5% air di bumi adalah air laut dan air payau yang tidak dapat diminum. Hanya 2,5% sisanya merupakan air tawar yang bisa diminum dan cadangan air bersih tersebut tidak tersebar merata di permukaan bumi. Dari 2,5% air tersebut hanya 0,003% saja yang dapat digunakan oleh manusia, sisanya masih berupa es dan endapan salju.

Menurut proyeksi yang didukung oleh Sekjen PBB, kebutuhan air bersih meningkat lebih besar daripada ketersediaan air dunia. Minimnya ketersediaan air tawar ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, perubahan iklim dan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh manusia.

Di Indonesia sendiri sejumlah daerah di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Data sementara yang diimpun oleh Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat sekitar 2.726 kelurahan atau desa di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Selain itu bertambahnya jumlah penduduk, kerusakan daerah aliran sungai, semakin berkurangnya wilayah resapan air dan pencemaran lingkungan juga membuat ketersediaan air bersih semakin rumit.

Untuk penanggulangan jangka panjang perlu dilakukan. Untuk wilayah-wilayah krisis air bersih perlu dibangun bendungan, waduk dan embung untuk menampung air hujan pada musim penghujan. Hasil tampungan air ini bisa digunakan sebagai cadangan air bersih pada musim kemarau.

Bendungan, waduk dan embung merupakan bangunan konservasi air yang berfungsi untuk menampung air hujan dan sumber air lainnya untuk kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan pertanian dan peternakan yang juga sangat membutuhkan air bersih. Supaya tanggul tidak mudah bocor dan jebol sebaiknya dilakukan pelapisan pada dinding embung dengan menggunakan plastik geomembrane. Geomembrane dikenal sebagai plastik kedap air yang kuat, ulet dan tahan terhadap sinar UV sehingga dapat digunakan selama bertahun-tahun.

Antonio Guterres juga mengingatkan bahwa krisis air bersih dapat meningkatkan potensi konflik karena air bersih adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan makhluk hidup. Diluar upaya penanggulangan yang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah, akan lebih baik jika masyarakat mulai bijak dalam penggunaan air bersih demi kelangsungan hidup manusia di masa mendatang. Perubahan besar dapat dimulai dari diri sendiri.

Sumber :

 

·       www.cnnindonesia.com

·       www.litbang.pertanian.go.id

·       www.dw.com