Bagi para pekerja di bidang teknik sipil, tentunya tidak asing lagi dengan salah satu material yang bernama Geotextile. Material ini sering digunakan sebagai alat untuk merancang suatu bangunan.
Geotextile sangat berguna jika diterapkan pada kondisi tanah yang lunak, dan memang cocok diaplikasikan dengan tata geografis di Indonesia. Hal itu dikarenakan unsur yang berada dalam Geotextile membantu memperkuat tanah. Daya tahannya pun tidak sembarangan, kualitasnya sangat baik sehingga membuat tanah tidak mudah amblas.
Untuk mengetahui lebih lengkap tentang Geotextile, artikel ini akan membahas lebih rinci mulai dari pengertian, jenis hingga cara pemasangannya secara umum.
Pengertian Geotextile
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Geotextile merupakan material pelapis yang biasa digunakan dalam berbagai pekerjaan dalam bidang teknik sipil. Material ini tersusun dari benang sintetis yang terbagi menjadi dua jenis, yakni benang tidak anyaman dan benang anyaman.
Sementara menurut American Standard Testing and Mineral (ASTM) D4439, mengartikan Geotextile sebagai geosintetik permeabel yang bentuknya menyerupai tekstil. Material ini sangat berguna untuk pondasi bangunan, batuan, tanah atau pekerjaan geosintetik lainnya.
Adapun dalam proses pembangunan struktur dan pembuatan produk, Geotextile dijadikan sebagai pelengkap. Artinya material ini sangat dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi bangunan di bidang teknik sipil. Misalnya seperti konstruksi jalan raya, gedung, rel kereta api dan sebagainya.
Jenis Geotextile
Secara umum, material untuk berbagai pekerjaan infrastruktur ini terbagi menjadi dua klasifikasi, yakni Woven Geotextile dan Non Woven Geotextile. Adapun penjelasan sebagaimana berikut ini.
1. Woven Geotextile
Material ini umumnya terbuat dari Polypropylene Polymer, akan tetapi ada juga yang dibentuk dengan bahan Polyester. Bahan-bahan tersebut dibuat menjadi lembaran dengan memanfaatkan teknologi mutakhir.
Karena itulah, kualitas Woven Geotextile dapat menahan sinar ultraviolet dan tahan terhadap daya tarik tertentu. Kualitas ini terjamin daya tahannya karena sesuai dengan American Standard Testing and Mineral.
2. Non Woven Geotextile
Jenis Geotextile yang kedua yakni Non Woven Geotextile, atau biasanya disebut juga filter fabric. Jika dilihat secara sekilas, memang tak ada bedanya dengan Woven Geotextile. Bentuk sama berupa lembaran, akan tetapi tidak diproduksi dengan cara anyaman. Melainkan dibuat secara needle punch dan dipanaskan.
Bahan material pembuatan Non Woven Geotextile ini juga sama, terbuat dari Polypropylene Polymer dan Polyester. Secara fungsional pun bahkan memiliki kegunaan yang sama seperti Woven Geotextile. Hanya saja, aplikasinya tergantung pada jenis tanah dan tujuan konstruksi bangunan.
Fungsi Geotextile
Geotextile mempunyai peran penting dalam proses pembangunan konstruksi. Baik pembangunan di daerah perkotaan maupun pedesaan. Berikut ini merupakan fungsi umum dari Geotextile yang penting untuk diketahui.
- Sebagai filter yang dapat membuat aliran air tersaring tanpa memerlukan media tanah. Air tetapi tersaring dengan baik dan tanah yang bercampur tidak akan menembus bahan.
- Sebagai separator yang memisahkan antara tanah lunak dan tanah perkerasan yang berada di atasnya jika terjadi gaya gesek. Selain itu, berguna juga sebagai pemisah saat terjadi pergerakan tanah lunak yang merembes karena basah oleh hujan.
- Sebagai stabilisator sehingga mampu menyalurkan beban yang berada di atas secara merata.
Cara Pemasangan Woven dan Non Woven Geotextile
Sebelum menggunakan material ini, tentunya dibutuhkan pengetahuan untuk cara memasangnya. Secara umum pemasangan Woven dan Non Woven Geotextile memiliki kesamaan. Hanya saja, jenis Woven biasanya digunakan untuk memperkuat tanah, sedangkan Non Woven untuk filtrasi.
Berikut ini tahapan cara pemasangan Woven dan Non Woven Geotextile:
- Bersihkan area lokasi pemasangan dari benda tajam atau kerikil besar
- Pastikan tidak ada tanah yang lunak
- Padatkan tanah dengan mesin pemadat
- Gelar Geotextile sesuai penempatannya
- Pastikan lembarannya terpasang rapi
- Potong bagian lembaran yang sulit dirapikan atau bergelombang
- Penyambungan Geotextile dilakukan dengan cara tumpang tindih dengan jarak 20-50 cm
- Jahit bagian sambungan tersebut menggunakan mesin jahit portable
- Letakkan agregat berupa material granular di atas lembaran Geotextile
- Pastikan penempatannya didorong ke depan agar roda truk tidak merusak lembaran
- Sesuaikan ketebalan dengan ketentuan proyek
- Terakhir, lakukan pemadatan agregat menggunakan alat berat
Penggunaan Geotextile dalam Proses Konstruksi
Pada proses konstruksi, penggunaan Geotextile ini telah dijelaskan melalui beberapa fungsinya di atas. Akan tetapi, untuk melihat lebih detail seperti apa fungsinya, berikut ini rincian penggunaan Geotextile dalam proses konstruksi.
- Penggunaan Geotextile dalam pembuatan jalan bertujuan untuk mencegah butiran halus tanah yang berpotensi membuat pondasi rusak
- Menjadikan struktur pondasi jauh lebih kokoh dan mencegah kontaminasi pada agregat
- Geotextile juga ampuh mengendalikan retak reflektif pada lapisan bagian aspal atau beton
- Non Woven Geotextile berguna untuk membungkus kondisi tanah yang buruk agar memiliki daya tahan kuat
- Woven Geotextile bermanfaat sebagai pelapis pondasi agar lebih kokoh menjaga tanah dasar maupun tanah permukaan
Itulah penjelasan mengenai apa itu Geotextile, jenis, fungsi serta cara pemasangannya. Penting untuk diketahui juga bahwa proses pemasangan Geotextile harus dilakukan dengan baik supaya hasilnya lebih kuat dan tahan lama.
Mengenal Woven Geotextile dan Non Woven Geotextile Serta Fungsinya
Sebagian besar dari Anda mungkin belum mengenal dua jenis Geotextile ini, kecuali bagi Anda yang memang telah bekerja di bagian konstruksi. Geotextile sendiri merupakan material pelengkap dalam proses pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, rel kereta api atau bangunan gedung.
Material ini terbuat dari bahan Polypropylene Polymer dan sebagian dari bahan Polyester. Dua jenis Geotextile ini mempunyai bentuk sama berupa lembaran, hanya saja proses pembuatannya yang berbeda.
Proses pembuatan Woven Geotextile biasanya, dibentuk dengan cara dianyam menggunakan teknologi mutakhir sehingga kualitas daya tahannya telah terstandarisasi dengan baik. Adapun Non Woven Geotextile dibuat dengan cara needle punch dan dipanaskan. Meski begitu, kedua memiliki fungsi yang sama secara umum.
Nah, pada artikel kali ini, kita akan mengenal Woven dan Non Woven Geotextile serta berbagai fungsinya. Berikut ini penjelasan lebih rincinya.
Woven Geotextile dan Fungsinya
Material ini berupa lembaran yang dibuat dengan serat sintetis dan ditenun menggunakan teknologi. Selain bahan serat sintetis, Woven Geotextile juga diberi lapisan pelindung sinar ultraviolet. Woven Geotextile memiliki daya tahan yang kuat dan cocok untuk mengatasi perbaikan tanah.
Material ini juga sangat efektif dan efisien untuk pembangunan infrastruktur jalan raya. Dengan kekuatan daya tarik yang tinggi, Woven Geotextile mampu mengatasi masalah pada tanah lunak seperti tanah area perawaan.
Selain itu, kualitas Woven Geotextile juga telah teruji dan terstandarisasi oleh American Standard Testing and Mineral. Material ini terbukti tahan terhadap sobekan, tusukan, mikro organisme hingga tahan terhadap bahan kimia.
Adapun fungsinya, Woven Geotextile dijadikan sebagai bahan stabilisasi tanah dasar yang lunak. Woven Geotextile juga sering digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang dilakukan di area pantai, lahan bekas rawa, konstruksi rumah hingga rel kereta api.
Non Woven Geotextile dan Fungsinya
Selanjutnya Non Woven Geotextile yang dibuat bukan dengan cara dianyam, melainkan dengan cara needle punch dan dipanaskan. Nama lain dari material ini adalah filter fabric, dan bahan dasar pembuatan sama seperti Woven Geotextile.
Non Woven Geotextile memiliki beberapa fungsi yang sangat berguna. Di antaranya sebagai berikut:
- Sebagai separator yang memisahkan antara tanah dasar dan tanah timbunan.
- Sebagai filter saat air merembes ke bawah tanah sehingga partikel tanah timbunan tidak bercampur tanah dasar.
Itulah penjelasan mengenai Woven dan Non Woven Geotextile serta beberapa fungsinya. Dengan begitu, Anda bisa membedakan dan dapat mengaplikasikannya dengan tepat dan sesuai kebutuhan proyek konstruksi tertentu.
Perbedaan Geotextile dan Geomembran dari Berbagai Aspek
Geotextile dan Geomembran merupakan material penting dalam proses pembuatan konstruksi pembangunan. Sekilas keduanya tampak memiliki banyak kesamaan. Beberapa orang mungkin akan mengira bahwa bahan pembuatan material ini juga sama.
Akan tetapi, jika Anda ingin memperhatikannya secara saksama, Geotextile dan Geomembran ternyata berbeda satu sama lain. Perbedaannya dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai dari segi penggunaannya hingga permeabilitasnya.
Lantas, bagaimana perbedaan kedua material ini jika ditelusuri dari berbagai aspek tersebut? Nah, berikut ini dapat Anda simak perbedaan Geotextile dan Geomembran dari beberapa aspek.
Perbedaan Kinerja Geotextile dan Geomembran
Berbeda dengan Geotextile yang dibuat dengan bahan dasar Polypropylene Polymer dan Polyester, Geomembran dibuat dengan bahan Polietilen dengan densitas tinggi.
Dengan begitu, kinerja kedua material ini juga berbeda. Berikut perbedaannya dari segi kinerja:
- Geomembran biasanya bertujuan untuk melakukan pencegahan seepage
- Geotextile yang terbuat kain non woven berfungsi untuk memperkuat pondasi konstruksi
Perbedaan Penggunaan Geotextile dan Geomembran
Sementara dari segi penggunaan, Geotextile yang terbuat dari bahan geosintetik ini diaplikan untuk sejumlah lokasi. Di antaranya sebagai berikut:
- Konstruksi skala besar
- Konstruksi pembangkit listrik
- Infrastruktur jalan raya dan rel kereta api
- Perawatan Tailing Logam Non Ferrous
- Rekayasa perlindungan lingkungan
- Konservasi air dan tanah
Sedangkan Geomembran, pada beberapa lokasi di atas memang dapat dilakukan pengaplikasian. Hanya saja tidak semua, Geomembran dapat digunakan di lokasi pembangkit tenaga listrik dan area bendungan dengan risiko tinggi. Hal ini dikarenakan bahan plastik pada Geomembran dianggap jauh lebih aman.
Perbedaan Permeabilitas Geotextile dan Geomembran
Terakhir dari segi permeabilitasnya, Geomembran cenderung kedap. Sedangkan Geotextile lebih permeabel sehingga sangat berguna untuk digunakan di lokasi apapun. Selain itu, penerapan Geotextile juga cenderung tidak begitu sulit.
Sementara Geomembran mempunyai kedap yang berguna untuk instalasi eksternal. Pemasangannya membutuhkan detail yang baik agar kedapnya dapat berfungsi. Hal inilah yang membuat Geomembran dipasang secara khusus pada instalasi eksternal tertentu karena memiliki fungsi kekedapan tersebut.
Itulah uraian singkat antara Geotextile dan Geomembran yang secara sekilas tampak serupa, akan tetapi terdapat beberapa perbedaan yang khusus dalam penerapan dan fungsinya.
Trik Penyambungan Geotextile dan Geogrid Secara Sempurna
Penyambungan Geotextile dan Geogrid secara sempurna tentu saja membutuhkan keahlian tertentu. Hal ini dikarenakan pada kedua material tersebut, memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Geotextile misalnya, terbuat dari bahan woven dan non woven yang dapat digunakan sesuai kebutuhan proyek infrastruktur tertentu. Selain itu, dapat diaplikasikan juga pada jenis tanah tertentu dan bisa lebih aman.
Karena itulah, penyambungan Geotextile dan Geogrid harus sesuai standarnya supaya hasil penerapannya maksimal. Berikut ini merupakan trik penyambungan Geotextile dan Geogrid yang umumnya dilakukan.
Trik Penyambungan Geotextile dan Geogrid
Penyambungan ini dilakukan tentunya untuk memperkuat titik pertemuan. Sambungan tersebut diharapkan memiliki daya tahan yang kuat. Berikut beberapa cara yang dapat digunakan saat melakukan proses penyambungan.
- Teknik tumpang tindih pada titik penyambungan antara kedua jenis material. Lebar yang disarankan berkisar 0,3 meter.
- Sesuaikan kebutuhan penyambungan agar jalinannya kuat.
- Pada Geotextile, penyambungan dapat dilakukan dengan cara dijahit.
- Pastikan secara cermat jika terjadi kerusakan pada jarum jahit agar cepat diatasi.
- Untuk mencegah terlepasnya jahitan, bisa ditambahkan kunci khusus penyambungan.
- Penyambungan dapat dilakukan juga dengan teknik geogrid uniaxial, dengan cara menyambung bodkin secara tumpang tindih dan diberi lapisan.
Itulah beberapa trik penyambungan Geotextile dan Geogrid yang biasanya diterapkan. Dengan pemasangan yang sempurna, tentunya dapat memperkuat struktur tanah secara maksimal.
KTG Indonesia memproduksi berbagai produk Geomembrane, Geotextile Woven, Geocell, Mulsa, dan masih banyak lagi. Kami hanya menghasilkan produk berstandar Internasional melalui Quality Management System. Segera hubungi kami untuk melakukan konsultasi mengenai kebutuhan Anda.