Menstabilkan tanah ekspansif dengan Geomembrane merupakan cara terbaik yang bisa dilakukan. Penggunaan sarana tersebut memungkinkan lahan menjadi jauh lebih stabil dan bisa dibangun untuk keperluan infrastruktur apapun.

Sebagai negara yang memiliki banyak gunung berapi tentu saja ada banyak sekali titik tanah ekspansif di Indonesia. Karenanya penanganan ekspansivitas dari tanah ini penting untuk dipahami dengan baik. Terlebih lagi bagi Anda yang terjun dalam dunia konstruksi.

Mengenal Tanah Ekspansif Lebih Jauh

Sebelum kita melakukan pembahasan lebih lanjut penting sekali bagi Anda untuk memahami apa itu tanah ekspansif terlebih dahulu. Jenis tanah satu ini adalah wilayah lahan yang memiliki karakteristik kembang susut sangat tinggi.

Karakteristik dari tanah satu ini dipengaruhi oleh intensitas air yang ada di wilayah tersebut. Tanah seperti ini sangat tidak stabil jika dibangun untuk infrastruktur apapun. Karena itu diperlukan jenis penanganan yang tepat agar tekstur tanah tidak berubah dengan mudah.

Metode penanganan yang paling tepat adalah menggunakan geomembrane. Namun sebelum membahas geomembrane lebih jauh, mari kita bahas detail dari tanah ekspansif ini sendiri terlebih dahulu sebelum cara menstabilkan tanah ekspansif dengan Geomembrane.

  1. Identifikasi dan Klasifikasi Tanah Ekspansif

Poin pertama yang akan kita bahas disini adalah bagaimana cara untuk melakukan identifikasi dan klasifikasi dari tanah ekspansif. Ada beberapa tolok ukur yang bisa Anda pertimbangkan. Anda bisa mengacu pada identifikasi tanah ekspansif di bawah ini.

  • Umumnya memiliki kandungan mineral montmorillonite dan bentonite yang tinggi.
  • Memiliki valensi unsur yang tinggi dan tekstur mineral tanahnya sangat mudah untuk menyerap air.
  • Memiliki kodetifikasi LL, PL, IP dan SL untuk konsistensi tanah dan kandungan koloidnya.

Setelah poin-poin identifikasi tersebut Anda temukan penting juga untuk memahami bagaimana karakteristik utama dari tanah ekspansif ini.

  1. Klasifikasi Tanah Ekspansif

Dikutip dari berbagai sumber, ternyata ada 5 poin utama yang menjadi karakteristik dari lokasi tanah yang ekspansif. Penting sekali bagi Anda untuk memahami karakteristik tersebut agar penanganan yang dilakukan terhadap ekspansifitas ini jauh lebih efektif.

  • Mineral lempung

Karakteristik pertama yang ada pada tanah ekspansif adalah keberadaan mineral lempung yang memicu terjadinya perubahan volume vermiculite dan montmorillonite.

  • Kimia tanah

Kandungan kimia pada tanah ekspansif juga memicu peningkatan konsentrasi Kation dan penambahan valensi dari kation itu sendiri.

  • Plastisitas

Karakteristik lainnya adalah indeks batas air dan plastisitas yang tinggi sehingga potensi pengembangan tanah jadi jauh lebih maksimal.

  • Struktur tanah

Struktur tanah satu ini juga dipengaruhi oleh flokulasi tanah lempung yang memicu peningkatan ekspansifitas. Tingkat ekspansifitasnya jauh lebih baik dibandingkan dengan tanah dispersi.

  • Berat isi kering

Karakteristik lain dari jenis tanah satu ini adalah berat isi kering yang tinggi. Ini menandakan antarpartikel yang sangat kecil dan dampak pada tingginya potensi pengembangan tanah

  1. Ciri-Ciri Kerusakan di Atas Tanah Ekspansif

Mengenal ciri-ciri kerusakan diatas tanah ekspansif juga tidak kalah penting dibanding cara menstabilkan tanah ekspansif dengan Geomembrane. Ini akan membantu Anda untuk menemukan metode penanganan yang paling tepat. Berikut ini adalah ciri-ciri tersebut.

  • Terjadinya penurunan permukaan jalan akibat sifat dasar tanah yang menjadi lunak.
  • Munculnya retakan panjang akibat penyusutan ataupun pengembangan tanah dipermukaan
  • Terjadinya cembungan atau pengangkatan tanah akibat pengembangan tanah ekspansif di bagian bawah.
  • Terjadi longsoran akibat keberadaan celah besar di bagian dalam tanah

Beberapa cerita tersebut Anda temukan, maka sudah jelas kalau lahan yang tidak digarap adalah jenis lahan ekspansif.

Menstabilkan Tanah Ekspansif dengan Geomembrane

Sebagai solusi terbaik, penggunaan geomembrane bisa Anda pertimbangkan. Geomembrane adalah sejenis lapisan dengan permeabilitas yang tinggi. Penggunaannya memungkinkan Anda untuk menstabilkan lahan dalam waktu singkat.

Namun tentu saja dalam penerapannya dibutuhkan teknik pendekatan desain yang sesuai. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko lain yang mungkin muncul ketika proses penstabilan tanah itu sendiri dilakukan.

Kombinasi antara Geomembrane dan penerapan desain yang tepat akan membantu mengatur keseimbangan kadar air tanah dan membuatnya jauh lebih kuat. Inilah yang menjadi alasan kenapa teknik menstabilkan tanah ekspansif dengan Geomembrane banyak digunakan saat ini.

Singa KTG merupakan brand Geomembrane HDPE produksi KTG Indonesia dengan ketebalan 300 dan 500 Micron. Singa KTG memiliki tekstur yang lentur tetapi juga kuat untuk dijadikan alas pelindung proyek aquakultur Anda seperti tambak udang, tambak ikan, tambak garam dan alas pada pembuatan embung. Segera hubungi kami untuk pemesanan.